Smart Business Budgeting: ICMA Dorong UMKM Lebih Akuntabel Lewat Akuntansi Praktis

[Foto : ICMA Dalam Kegiatan Pendampingan Pencatatan Keuangan UMKM berbasis Akuntansi Praktis]
Surabaya | Rajawali Kompas - Upaya meningkatkan literasi keuangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terus digalakkan oleh kalangan akademisi. Kali ini, Ikatan Cendekiawan Muda Akuntansi (ICMA) menggagas kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Smart Business Budgeting: Pendampingan Pencatatan Keuangan UMKM Berbasis Akuntansi Praktis”, yang berlangsung di Balai Paroki Redemptor Mundi, Surabaya.Selasa (22/10/2025)

Kegiatan tersebut menghadirkan tim dosen lintas kampus dari berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia. Mereka adalah Dr. Lusy, M.S.A (Universitas Katolik Darma Cendika) selaku ketua tim, bersama Sukma Uli Nuha, S.Ak., M.Ak. (Universitas Muhammadiyah Gresik), Dr. Mahsina, S.E., M.Si. (Universitas Bhayangkara Surabaya), Dr. Robiatul Auliyah, S.E., M.S.A. (Universitas Trunojoyo Madura), Rudiana Fibriani, S.E., M.Ak., C.A., C.P.A. (STIE YAPAN), Rosy Aprieza Puspita Zandra, S.Pd., M.Ak. (Politeknik Negeri Malang), serta Agustinus Winoto, S.E., M.Ak., Cert.DA. (Binus University).

Program ini disambut antusias oleh peserta yang mayoritas merupakan pelaku usaha mikro di bidang kuliner, kerajinan, dan jasa dari komunitas PSE Paroki Redemptor Mundi. Melalui kegiatan ini, ICMA menegaskan komitmennya untuk menjembatani dunia akademik dengan kebutuhan nyata masyarakat, khususnya dalam pengelolaan keuangan usaha kecil.

Dalam sesi penyampaian materi, Dr. Mahsina menekankan bahwa pencatatan keuangan bukan hanya untuk mengetahui laba rugi, tetapi juga sebagai alat kendali yang menentukan arah keberlanjutan usaha.

“Tanpa pencatatan, banyak pelaku usaha merasa usahanya laris, padahal tidak tahu ke mana uangnya mengalir. Dengan pencatatan sederhana, mereka bisa tahu berapa sebenarnya keuntungan yang diperoleh,” jelas Mahsina.

Peserta kemudian diajak memahami enam manfaat utama pencatatan keuangan, mulai dari:

1. Mengetahui laba rugi secara akurat,

2. Mengontrol arus kas,

3. Memudahkan pengajuan pinjaman,

4. Membantu perencanaan bisnis,

5. Memenuhi kewajiban pajak, hingga

6. Meningkatkan profesionalisme usaha.

Tak hanya teori, tim ICMA juga memberikan pendampingan langsung dengan memperkenalkan format pencatatan sederhana berbasis akuntansi praktis. Peserta diajak membuat daftar akun, mencatat transaksi harian, menyusun laporan kas masuk-keluar, hingga laporan laba rugi sederhana.

Untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi, tim juga memperkenalkan aplikasi akuntansi gratis dan mudah digunakan bagi UMKM, sehingga peserta bisa menerapkannya secara berkelanjutan tanpa beban biaya tambahan.

Ketua tim, Dr. Lusy, menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata sinergi perguruan tinggi dan masyarakat dalam mewujudkan ekonomi kerakyatan yang transparan dan berkelanjutan.

“Akuntansi tidak harus rumit. Dengan pendekatan sederhana dan berbasis praktik, pelaku UMKM dapat memahami kondisi keuangan mereka secara lebih nyata dan bertanggung jawab,” ujarnya.

ICMA berharap kegiatan ini menjadi pemantik kesadaran bagi para pelaku UMKM untuk lebih tertib dalam pengelolaan keuangan, sekaligus memperkuat daya saing usaha mereka di tengah tantangan ekonomi digital.

Program Smart Business Budgeting menjadi bukti bahwa transformasi ekonomi tidak hanya dimulai dari modal besar, tetapi juga dari ketertiban, transparansi, dan akuntabilitas keuangan yang kuat.

(Pan)

Baca Juga

dibaca

Posting Komentar

Hi Please, Do not Spam in Comments

Lebih baru Lebih lama

Sariyan

Pimred Rajawali Kompas. WA: 081216676968

Countact Pengaduan