![]() |
[Foto : Kepala Desa Tebaloan Afuan Afandy Bersama Forkopimcam Duduksampeyan Dalam Kegiatan Sedekah Bumi] |
Acara dimulai dengan doa bersama yang dipimpin langsung oleh Kepala Desa Tebaloan, Afuan Afandi, SE. Doa tersebut turut dihadiri oleh Camat Duduksampeyan M. Dedy Hartadi, S.STP, M.Si, Kapolsek Duduksampeyan AKP Hendrawan, Danramil Duduksampeyan Kapten Inf Prayit Handoko, serta tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Suasana sakral terasa saat doa bersama dilantunkan, mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga warisan leluhur dan mensyukuri karunia yang telah diberikan. “Sedekah bumi bukan hanya ritual, melainkan wujud syukur dan pengikat kebersamaan warga,” ujar Kepala Desa Afuan Afandi.
Selain doa bersama, rangkaian kegiatan juga diisi dengan kirab budaya. Warga mengarak hasil bumi dan perlengkapan upacara dengan iringan musik tradisional yang menambah semarak suasana. Sementara pada malam harinya, digelar pagelaran wayang kulit, sebagai bentuk pelestarian budaya Jawa sekaligus sarana hiburan rakyat.
Lebih dari sekadar upacara adat, Sedekah Bumi Tebaloan menyimpan makna filosofis yang dalam. Ia mengajarkan nilai rasa syukur, kebersamaan, pelestarian budaya, serta harmoni dengan alam. Tradisi ini menjadi pengingat bahwa manusia hidup berdampingan dengan alam, sehingga perlu menjaganya dengan bijak.
Meski telah berlangsung sejak zaman dahulu, Sedekah Bumi tetap lestari hingga kini. Bahkan, ia terus berkembang menyesuaikan dengan zaman, tanpa kehilangan esensi utamanya sebagai warisan budaya leluhur.
Tradisi ini menjadi bukti bahwa Desa Tebaloan memiliki kekayaan kearifan lokal yang tidak hanya bernilai spiritual, tetapi juga mempererat ikatan sosial masyarakat. Sedekah Bumi bukan sekadar perayaan, melainkan perwujudan identitas budaya yang patut dijaga untuk generasi mendatang.
[Eko]
dibaca