![]() |
[Foto ; Anggota Passer Lamongan] |
Kehadiran Ketua Cabang Paser Lamongan, Sutikno, yang didampingi langsung oleh Ketua Umum Paser Indonesia Abdur Rohim serta jajaran Provost Nasional, menjadi sinyal kuat atas keseriusan mereka menegaskan eksistensi sebagai kekuatan sosial dan kultural yang solid. Proses administrasi ini bukan sekadar pelengkap berkas, melainkan sebuah deklarasi nyata bahwa Paser siap menjadi garda terdepan penjaga kyai pribumi di tanah Jawa dan Nusantara.
“Kami bukan sekadar hadir, tapi berikhtiar menjadi benteng terluar bagi ulama-ulama kita. Ini panggilan nurani,” tegas Abdur Rohim.
Langkah tersebut mendapat apresiasi penuh dari Kepala Kesbangpol Lamongan, Zainul, yang menyatakan kekaguman atas militansi Paser yang konsisten datang hingga tiga kali untuk memastikan legalitasnya lengkap dan sah.
“Jumlah anggotanya luar biasa. 2.800 personel tersebar di 27 kecamatan dan 474 desa se-Kabupaten Lamongan. Ini bukan angka biasa. Ini adalah kekuatan sosial yang harus dimanfaatkan untuk hal-hal positif,” ujar Zainul dengan penuh optimisme.
Zainul menekankan pentingnya Paser untuk tetap solid dan satu komando, khususnya dalam menjalankan peran strategis dalam pengawalan dan pengamanan kyai pribumi di tengah dinamika sosial masyarakat. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai luhur budaya dan spiritual yang selama ini menjadi roh kehidupan masyarakat Jawa.
Tak berhenti pada pengesahan administrasi, Paser Indonesia juga menggelar Rapat Koordinasi Internal pada hari Minggu, 18 Juli 2025. Rapat tersebut dihadiri para pengurus harian dan provost dari berbagai daerah dengan agenda utama menyusun peta jalan partisipasi organisasi dalam kegiatan sosial dan peran kunci dalam menjaga keselamatan para ulama.
Paser menegaskan komitmen mereka untuk bergerak dengan disiplin, loyalitas, dan semangat pengabdian tinggi terhadap ulama dan tanah air.
Langkah berani dan visi besar ini menempatkan Paser Indonesia, khususnya Cabang Lamongan, sebagai kekuatan sipil terorganisir yang dapat menjadi mitra strategis pemerintah, aparat, dan masyarakat dalam menjaga stabilitas sosial serta memperkuat marwah kyai-kyai pribumi.
Lamongan bukan hanya menjadi saksi, tetapi juga panggung awal bagi pergerakan nasional Paser di tiga provinsi utama: Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sebuah momentum bersejarah yang layak dicatat sebagai awal babak baru dalam perjuangan membumikan nilai-nilai kepribumian dan spiritualitas lokal dalam lanskap sosial modern Indonesia
(Pan)
dibaca