Ning Lia Apresiasi Program Rutilahu Surabaya, Dorong Transparansi Demi Jaga Kepercayaan Publik

[Foto : Dr Lia Istifhama (Ning Lia) Anggota DPD RI Jawa Timur]

Rajawali Kompas,Surabaya || Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) asal Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama, menyampaikan apresiasi mendalam terhadap implementasi program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) yang dijalankan Pemerintah Kota Surabaya. Program ini dinilai bukan hanya sebagai bentuk pembangunan fisik, namun juga cerminan nyata dari keberpihakan pemerintah kepada masyarakat kelas bawah.

Dalam keterangannya pada Senin (23/6/2025), Ning Lia  sapaan akrabnya  menekankan bahwa keberhasilan program sosial seperti Rutilahu tidak hanya diukur dari jumlah rumah yang direnovasi, tetapi juga dari kualitas komunikasi antara pemerintah dan warga penerima manfaat.

"Saya sangat mengapresiasi program Rutilahu ini. Tapi saya juga berharap ada komunikasi yang jelas kepada masyarakat mengenai proses pembangunan, terutama terkait anggaran dan batasan teknis," ujar Lia.

Lebih lanjut, ia menilai bahwa ekspektasi warga terhadap hasil renovasi rumah kerap kali tinggi, padahal pelaksanaan program dibatasi oleh pagu anggaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah melalui camat dan lurah untuk secara aktif menyampaikan informasi secara terbuka kepada masyarakat.

“Perlu dijelaskan prosedur, nilai bantuan, serta peruntukannya. Karena ini menyangkut high trust (tingkat kepercayaan tinggi) dari masyarakat kepada pemerintah. Kalau memang ada kekurangan, biarlah masyarakat tahu agar bisa memahami secara rasional,” imbuhnya.

Berdasarkan data resmi Pemkot Surabaya per 19 Juni 2025, tercatat sebanyak 617 unit rumah telah direnovasi dari total 2.069 unit yang ditargetkan rampung hingga akhir tahun ini. Sejak tahun 2021, program ini telah menyentuh lebih dari 7.500 unit rumah, dengan skema pendanaan yang beragam seperti APBD, Baznas, hingga kolaborasi melalui dana CSR perusahaan swasta.

Ning Lia juga tak lupa mengapresiasi konsistensi DPRD Kota Surabaya dalam mengawal keberlangsungan program tersebut, termasuk di tengah fluktuasi fiskal dan dinamika politik daerah. Ia juga menyambut positif terobosan Pemkot dalam mengedepankan konsep padat karya, yang tak hanya mempercepat proses renovasi namun juga memberikan lapangan kerja langsung kepada warga sekitar.

“Pembangunan tidak boleh hanya dilihat dari gedung pencakar langit atau jalan-jalan besar. Tapi juga dari rumah-rumah sederhana yang kini menjadi layak huni, sebagai bukti nyata kehadiran negara di tengah rakyat kecil,” pungkas perempuan yang dikenal vokal dalam isu-isu kemasyarakatan ini.

Program Rutilahu menjadi bagian penting dari wajah pembangunan inklusif di Kota Surabaya. Di tengah gempuran modernisasi kota, program ini membuktikan bahwa pemerintah hadir bukan hanya untuk membangun kota, tetapi juga merawat kehidupan warganya.

(Pan)

Baca Juga

dibaca

Posting Komentar

Hi Please, Do not Spam in Comments

Lebih baru Lebih lama